Peta
Peta
adalah gambaran umum (konvensional) permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol
sebagai keterangan.
Oleh karena merupakan
gambaran konvensional, maka peta menggambarkan semua kenampakan yang ada di
permukaan bumi, antara lain gunung, danau, sungai, laut, dan jalan.
Media penggambaran
permukaan bumi selain pada peta juga sering kita temukan pada bidang
lengkung/bola yang sering disebut dengan globe.
Perbedaan yan
mendasar antara peta dengan globe adalah :
1
Bidang
yang digunakan,
Peta menggunakan bidang datar sedangkan Globe menggunakan bidang bola
2
Daerah
yang tergambar,
pada peta wilayah yang digambarkan dapat berupa seluruh maupun hanya sebagian
kecil wilayah di permukaan bumi sedangkan pada globe wilayah yang tergambar
adalah seluruh wilayah di permukaan bumi.
Ilmu
yang mempelajari tentang peta adalah Kartografi, sedangkan orang
yang ahli dalam bidang pembuatan peta disebut kartograf.
Beberapa definisi
peta menurut para ahli adalah sebagi berikut :
1.
Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran
atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan
bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang
pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2.
Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan
gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar
melalui sistem proyeksi tertentu.
3.
Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran
konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya
kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah
tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4.
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Peta merupakan wahana
bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber
informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan
tingkatan pembangunan.
Syarat-Syarat yang Wajib Ada Pada Peta
1.
Judul peta
2. Skala peta
3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll
4. garis pinggir peta
5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dl
2. Skala peta
3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll
4. garis pinggir peta
5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dl
Komponen/Unsur
Kelengkapan Peta
Beberapa
komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya
adalah
1.
Judul Peta
Judul peta
merupakan nama suatu daerah yang
digambar. Judul mencerminkan isi dan tipe peta . Penulisan judul peta hendaknya
menggunakan huruf cetak tegak, semua menggunakan huruf besar dan simetris
2.
Skala Peta
Skala adalah angka
yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya
dipermukaan bumi
3. Arah
Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah
utara, timur, selatan atau arah daerah yang digambar
4.
Simbol Peta
Simbol peta adalah
tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang
terdapat pada peta kenampakannya,
5.Warna
Peta
Pada peta, warna
digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi
Berbagai Macam dan
Jenis Warna Peta Beserta Artinya / Arti Warna Pada Peta
1.
Warna Laut
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian
2.
Warna Darat
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman
6. Tipe
Huruf (Lettering)
Penggambar uruf
berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Setiap nama
simbol menggunakan huruf-huruf standar sebagai berikut.
7.Gratikul
(Posisi Geografis)
Posisi gografis
terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan
letak suatu tempat atau wilayah
8.Inset
Inset adalah peta
kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Inset juga
di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak tergamabr pada peta,
sehubungan dengan terbatasnya media gambar.
9.
Garis Tepi
Garis tepi peta
sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang
peta.
10.Legenda
Legenda adalah
keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta mudah dimengerti oleh
pembaca.
11.
Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber dan tahun
pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu dicantumkan untuk kebenaran
peta yang dibuat.
Komponen
Peta : Petunjuk Arah
Komponen petunjuk arah sering juga disebut
dengan mata angin, dan orientasi.
Petunjuk arah sebagai
salah satu komponen kelengkapan pada peta merupakan komponen
Arah yang biasa kita
kenal dan kita gunakan biasanya adalah delapan (8) arah mata angin yaitu Utara,
Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut.
Inset adalah peta kecil
tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Inset bersifat
menjelaskan wilayah pada peta utama.
fungsinyanya,
inset
1. Inset yang
berfungsi untuk menunjukkan
lokasi relatifwilayah yang tergambar pada
peta utama.
Inset ini memiliki skala lebih kecil dari peta utama,
untuk menjelaskan letak/hubungan antara wilayah pada peta utama dengan wilayah
lain di sekelilingnya. Misalnya : lokasi relatif Pulau Kalimantan sebagai peta
utama terlihat posisinya dengan pulau-pulau lain di sekitarnya pada inset peta
wilayah Indonesia
Jenis-jenis
Peta
Secara umum peta dibagi atas beberapa
klasifikasi, sebagai berikut :
1. Berdasarkan Sumber Datanya
a. Peta Induk (Basic
Map)
Peta induk yaitu peta
yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat
dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map).
b. Peta Turunan (Derived
Map)
Peta turunan yaitu
peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak
memerlukan survei langsung ke lapangan.
2. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
a. Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur
topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan
keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan.
Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
1). Peta topografi
peta yang
menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief
permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur
adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian yang sama.
2). Peta chorografi,
peta yang
menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan
biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.
3). Peta dunia
peta umum yang
berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
b. Peta Tematik
Peta
tematik yaitu peta yang menggambarkan
informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta geologi, peta
penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan
sebagainya
3. Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini
sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk
perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya.
b. Peta Skala Besar
Peta Skala Besar
mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai
1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
c. Peta Skala Sedang
Peta Skala Sedang
mempunyai skala antara 1 : 250.000
sampai 1 : 500.000.
d. Peta Skala Kecil
Peta Skala Kecil
mempunyai skala antara 1 : 500.000
sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta Geografi/Peta Dunia
Peta Dunia mempunyai
skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
4. Berdasarkan Bentuknya
a. Peta Stasioner
Peta Stasioner menggambarkan keadaan permukaan bumi yang
datanya bersifat relatif tetap (stabil). Contohnya: peta topografi, peta
geologi, peta jenis tanah
b. Peta Dinamis
Peta Dinamis menggambarkan keadaan permukaan bumi yang
datanya bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan
penduduk, peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan komunikasi.
5. Berdasar Tujuannya
a. Peta Pendidikan (Educational Map)
Contohnya: peta
lokasi sekolah SLTP/SMU.
b. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah
angin, peta penduduk.
c. Peta Informasi Umum (General Information Map)
Contohnya: peta pusat
perbelanjaan.
d. Peta Turis (Tourism Map)
Contohnya: peta
museum, peta rute bus.
e. Peta Navigasi
Contohnya: peta
penerbangan, peta pelayaran.
f. Peta Aplikasi (Technical Application Map)
Contohnya: peta
penggunaan tanah, peta curah hujan.
g. Peta Perencanaan (Planning Map)
Contohnya: peta jalur
hijau, peta perumahan, peta pertambangan.
Fungsi
dan Tujuan Pembuatan Peta
a) Fungsi
Peta
·
Menunjukkan lokasi permukaan bumi.
·
Menentukan arah dan jarak berbagai tempat.
·
Memperlihatkan bentuk -bentuk permukaan bumi atau kenampakan geografi, misalnya
lautan, daratan, dan gunung sehingga dimensinya dapat terlihat dalam peta.
·
Mengumpulkan dan menyeleksi data-data atau keterangan dari suatu daerah yang
akan disajikan pada peta dengan bentuk simbol yang konvensional.
b) Tujuan
Pembuatan Peta
·
Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.
·
Menganalisis data spasial seperti perhitungan volum.
1.Berdasarkan
kenampakan lingkungannya, simbol dibedakan menjadi 2, yaitu :
a)
Simbol Budaya
Simbol
budaya adalah simbol yang mewakili kenampakan budaya, misalnya jalan, rel, kota
dan lain-lain.
2)
Simbol Alam
Simbol
alam adalah simbol yang mewakili kenampakan alam, misalnya sungai, gunung,
danau dan lainnya.
- Berdasarkan bentuknya, simbol dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Simbol Garis
Simbol
garis digunakan untuk mewakili data
geografis yang berhubungan dengan jarak, contoh : sungai, jalan, rel dan
batas wilayah.
2) Simbol Titik
Simbol
Titik digunakan untuk mewakili tempat,
contoh : kota, gunung dan objek-objek penting lainnya.
3) Simbol Area
Simbol
Area digunakan untuk mewakili
suatu luasan tertentu, contoh : danau, rawa, gurun dan hutan.
- Mata Angin
Mata
angin merupakan panduan yang digunakan untuk
menentukan arah.
Berpandukan
pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu dengan urutan
sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam):
- Utara(0°)
- Timur laut(45°): Terletak di antara utara dan timur.
- Timur(90°)
- Tenggara (135°): Terletak di antara timur dan selatan.
- Selatan (180°)
- Barat daya (225°): Terletak di antara selatan dan barat.
- Barat (270°)
- Barat laut (315°): Terletak di antara barat dan utara.
Utara,
timur, selatan dan barat merupakan empat mata angin utama. Utara dan selatan
menggambarkan kutub Bumi, manakala timur dan barat menentukan arah putaran Bumi
JENIS-JENIS PETA
a) Jenis
Peta Berdasarkan Skalanya
· Peta
skala besar berskala antara 1 : 5.000
s.d 1 : 250.000
· Peta
skala sedang berskala antara 1 : 250.000
s.d 1 : 500.000
· Peta
skala kecil berskala antara 1 : 500.000 s.d
1 : 1.000.000
· Peta
kadaster berskala antara 1 : 100 s.d 1 :
5.000
· Peta
geografi berskala 1 : 1.000.000 atau
lebih
Peta
khusus
Peta khusus atau peta tematik adalah peta yang menggambarkan suatu aspek atau
kenampakan tertentu di permukaan bumi. Contohnya:
· Peta
curah hujan
· Peta
iklim
· Peta
tata guna lahan
· Peta
pariwisata
· Peta
jalur penerbangan
· Peta
geologi
· Peta
sejarah
· Peta
industri
· Peta
penduduk
c) Jenis
Peta Berdasarkan Sifat Datanya
Peta
stasioner
Peta
stasioner adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi
yang tetap atau relatif stabil. Contohnya:.
· Peta
geologi
· Peta
kontur
· Peta
laut menurut kedalamannya
· Peta
topografi
· Peta
jalur pegunungan
Peta
dinamis
Peta
dinamis adalah peta yang sifat datanya menggambarkan keadaan permukaan bumi
yang bersifat dinamis atau berubah-ubah. Contoh:
· Peta
kepadatan penduduk
Peta
penyebaran penduduk memperlihatkan tingkat kepadatan penduduk di suatu tempat pada suatu wilayah.
· Peta
jaringan transportasi
· Peta
jaringan irigasi
· Peta
jaringan telepon
d) Jenis
Peta Berdasarkan Bentuknya
Peta
timbul
Peta
timbul adalah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang
sebenarnya, misalnya peta relief.
Peta
dasar (peta biasa)
Peta
dasar adalah peta yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang belum diberi
data, misalnya peta dasar Indonesia atau peta dasar Pulau Jawa. Dengan adanya peta dasar tersebut kita
dapat membuat berbagai jenis peta yang kita inginkan.
Peta
digital
Peta
digital adalah peta yang datanya terdapat pada pita magnetik, sedangkan
pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, misalnya peta yang
digambarkan melalui layar televisi atau layar komputer.
. Skala
adalah angka yang
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan
bumi.
Berbagai
macam skala peta, diantaranya sebagai berikut.
1.
Skala pecahan / numeric scale
Skala pecahan adalah
skala yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya
di lapangan. Untuk kenampakan yang sama penulisnya dengan angka pecahan.
2.
Skala verbal
Skala Verbal adalah
skala yang menunjukkan perbandingan jarak 1 inci di peta sesuai dengan sejumlah
mil di lapangan.
Contoh : 1 inci = 1
mil
Artinya : jika jarak
pada peta 1 inci, maka jarak di permukaan bumi adalah 1 mil
Keterangan : 1
mil = 63.360 inci
1 inci =
2.54 cm
3. Skala grafis/skala garis/skala bar
Skala grafis adalah
skala yang ditunjukkan dengan gari lurus yang dibagi-bagi dalam bagian yang
sama, dimana setiap bagianmenunjukkan kesatuan panjang yang sama pula.
Skala garis digambar
sebagai berikut :
1
Skala
grafis yang memberikan informasi jarak sebenarnya saja
2
Skala
grafis yang memberikan informasi jarak di peta dan jarak sebenarnya.
Skala garis merupakan
skala yang bersifat fleksibel dibanding dengan skala numerik maupun skala
verbal.
Jika sebuah peta
diperbesar atau diperkecil menggunakan mesin fotokopi, kamera, scan maka gambar
skala grafis akan mengikuti perubahan itu, berbeda dengan skala numeric atau
verbal jika peta diperbesar atau diperkecil tulisan/gambar skala numeric/verbal
tidak berubah
Menghitung
Skala Peta (1)
Pada sebuah peta di wilayah Asia atau
peta-peta lain kita akan sering menemui ada 2 macam skala yang sering
ditampilkan oleh pembuat, yaitu skala numerik dan skala garis. Mengapa harus
ada 2 macam skala yang digambarkan?
Hal ini sebenarnya
mengacu pada sifat yang berbeda dari kedua skala tersebut jika peta yang ada
mengalami perubahan, misalnya diperbesar/diperkecil melalui media Scanning dan
Fotokopi.
Perbedaan kedua skala
tersebut adalah :
1
Skala
numerik bersifat statis, jika sebuah peta diperbesar/diperkecil melalui
fotokopi maka nilai skala yang tergambar tidak akan berubah. Sebagai contoh :
jika sebuah peta skala numeriknya 1 : 20.000 diperbesar 4 kali dengan
menggunakan mesin fotokopi, maka skala yang baru adalah 1 : 5.000 tetapi pada peta tersebut masih tergambar 1 :
20.000
2
Skala
garis bersifat dinamis,
jika sebuah peta diperbesar/diperkecil melalui fotokopi maka skala garis akan
mengikuti perubahan pada peta tersebut. Sebagai contoh : jika sebuah peta
diperbesar dengan fotokopi maka gambar skala garis akan mengikuti perbesaran
peta tersebut.
Mengubah skala numerik ke skala garis
Skala numerik dapat
kita buat menjadi skala garis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Diketahui sebuah peta
memiliki skala 1 : 25.000, jika akan dibuat skala garis yang mencerminkan jarak
4 km dilapangan maka berapa panjang skala garis yang akan tergambar?
Jawab :
0004 km
= ——————–
00025.000 cm
000400.000 cm
= ——————-
00025.000 cm
= 16 cm
Jadi skala garis yang
tergambar adalah 16 cm.
=====================================================
Mengubah skala garis ke skala numerik
Pada peta yang telah
mengalami perubahan ukuran karena telah difotokopi maka nilai pada skala
numerik menjadi salah, maka untuk mengetahui skala numerik yang baru adalah
dengan menggunakan rumus.
sebuah peta setelah
difotokopi maka skala garisnya adalah seperti pada gambar berikut :
Sebelum diperbesar
panjang skala garisnya adalah 4 cm, setelah diperbesar 2 kali maka panjang
skala garisnya menjadi 8 cm. Berapa skala numerik yang baru?
00020 km
= —————
00008 cm
0002.000.000 cm
= ———————–
000 8 cm
= 250.000
Jadi skala numerik
yang baru dari peta tersebut adalah 1 : 250.000
Untuk mengetahui
skala pada peta yang tidak mencantumkan informasi skala, dapat kita cari dengan
menggunakan berbagai cara antara lain :
1. Membandingkan jarak 2 obyek (titik) pada peta
dengan 2 obyek pada jarak sebenarnya, dengan rumus :
Pembandingan
menggunakan cara pertama ini sangat cocok digunakan untuk peta-peta yang
berskala besar (peta yang lingkup wilayahnya sangat sempit), misalnya peta RT,
peta RW, peta Dusun, dan peta pada kepemilikan lahan pribadi. Hal ini karena
jika akan dilakukan pengukuran pada jarak sebenarnya maka kita tidak akan mudah
melakasanakannya.
Contoh :
Sebuah peta kadaster
yang tidak memiliki informasi skala setelah dilakukan pengukuran diketahui,
jarak antara 2 obyek pada peta adalah 4 cm. Sedangkan pada pengukuran jarak
antara 2 obyek sebenarnya di lapangan diketahui 30 meter. Berapakah skala peta
tersebut?
S = Js : Jp
S = 30 meter : 4 cm
S = 3000 cm : 4 cm
S = 750 cm
Jadi skala peta
tersebut adalah 1 : 750
================================================
2. Membandingkan dengan peta lain yang sama
memiliki skala yang berbeda
Contoh :
Ronnir mendapatkan sebuah
peta wilayah Kecamatan Majapahe tidak mencantumkan informasi skala. Untuk
mengetahui skala peta tersebut kemudian Ronnie membandingkan dengan peta
Kecamatan Majapahe yang lain yang ada informasi skalanya. Dari hasil perbandingan diketahui jarak antara
2 titik pada peta yang tidak berskala tersebut adalah 2 cm, sedangkan pada peta
yang berskala 1 : 100.000 jarak antara 2 titik yang sama adalah 5 cm. Maka
berapa skala peta yang belum mencantumkan informasi skala tersebut?
P 2 = (J1 : J2) x P 1
P 2 = (5 : 2 ) x
100.000
P 2 = (2,5) x 100.000
P 2 = 250.000
Jadi skala pada peta
yang belum mencantumkan informasi skala tersebut adalah 1 : 250.000
================================================
3. Jika peta yang tidak berskala tersebut peta
topografi/kontur maka skala peta kita hitung dengan memperhatikan interval
antar kontur (Ci – Contour Interval)
Contoh :
Sebuah peta topografi
daerah gunung berapi diketahui memiliki jarak antar garis kontur sebesar 20 m,
maka berapa skala pada peta kontur tersebut?
S = 2.000 x Ci
S = 2.000 x 20
S = 40.000
Jadi skala pada peta
kontur tersebut adalah 1 : 40.000
bawa.
Suatu peta jika
diperbesar atau diperkecil ukurannya menggunakan media apapun, maka skalanya
juga akan mengalami perubahan. Ada banyak media yang dapat digunakan untuk
memperbesar/memperkecil peta, misalnya :
1. Mesin Fotokopi
2. Scanner
3. Pantograf
Pantograf-alat untuk
memperbesar dan memperkecil peta
==================================================
Untuk menghitung
skala baru dari peta yang diperbesar menggunakan rumus sebagai berikut :
Contoh soal :
Sebuah peta berskala
1 : 30.000 diperbesar 4 kali, maka berapa skala peta hasil perbesarannya?
Jawab :
—–1
= ——- x 30.000
-—-4
—–30.000
= ————–
———-4
= 7.500
Jadi skala baru pada
peta hasil perbesaran tersebut adalah 1 : 7.500
Untuk menghitung
skala baru dari peta yang diperkecil menggunakan rumus sebagai berikut :
Contoh soal :
Sebuah peta dengan
skala 1 : 12.500 akan diperkecil 4 kali, maka berapa skala baru pada peta yang
diperkecil tersebut?
Jawab :
——–4
= ————- X 12.500
——–1
= 4 X 12.500
= 50.000
Jadi skala baru pada
peta yangdiperkecil tersebut adalah 1 : 50.000
Menghitung Luas Wilayah Pada Peta Menggunakan Sistem Grid
dengan menggunakan
Sistem Grid.
Menghitung dengan
menggunakan sistem grid adalah dengan membuat petak-petak pada gambar peta
dalam bentuk bujur sangkar yang berukuran sama. Penentuan panjang sisi bujur sangkar secara umum dibuat 1 cm, tetapi
dapat dimodifikasi tergantung kebutuhan. Kemudian hitung berapa jumlah kotak
yang ada, dengan pedoman :
1. Kotak yang penuh
dihitung satu
2. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka :
2. Jika ada kotak yang terpotong oleh poligon maka :
·
area
yang berada di dalam lebihluas/sama dengan area yang berada di luar
poligon, dihitung satu kotak
·
area
yang berada di dalam lebih sempitdengan area yang berada di luar
poligon, tidak
dihitung.
Contoh perhitungan
jumlah kotak seperti pada gambar berikut :
Tahap tersebut baru
menghitung jumlah kotak, untuk menghitung luas maka menggunakan rumus berikut :
Contoh Soal :
Menghitung Luas
Wilayah dengan ukuran sisi bujur sangkar (grid) 1 cm
Sebuah peta wilayah
pada gambar berikut ini memiliki skala 1 : 50.000, hitunglah luas wilayahnya
dengan menggunakan sistem grid!
Jawab :
L = (Jumlah Kotak x
Luas 1 Kotak dalam cm²) x (Penyebut Skala)²
L = (6 x (1 cm x 1
cm)) x (50.000)²
L = (6 x 1 cm²) x
2.500.000.000 cm²
L = 6 cm² x
2.500.000.000 cm²
L = 15.000.000.000
cm²
Kemudian dikonversi
dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
L = 150.000.000 dm²
L = 1.500.000 m²
L = 15.000 dkm²
L = 150 hm²
L = 1,5 km²
Menghitung Kemiringan Lereng E--B:
Jika jarak E--B = 3cm
pada peta yang berskala
1 : 100.000, maka
kemiringan lerengnya adalah...
Untuk menjawab soal
tersebut, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:
1. Menentukan jarak
di medan tempat E dan tempat B
Rumus: jarak (E--B)
di peta x penyebut skala
Dengan demikian jarak
di medan tempat E dan tempat B = 3cm x 100.000 = 300.000cm = 3.000m
2. Menentukan tinggi
tempat E dan tempat B:
Tinggi tempat E =
1.160m, tinggi tempat B = 1.280m
Maka beda tinggi E--B
adalah = 1.280m - 1.160m = 120m
3. Menghitung
kemiringan lereng E--B:
a. Dalam satuan
persen
Rumus:
Kemiringan lereng = beda tinggi : jarak di medan x
100persen
Jadi kemiringan lereng
E--B = 120 : 3.000 x 100persen
= 0,04 x 100persen
= 4persen
b. Dalam satuan
derajat
Rumus:
Kemiringan lereng =
beda tinggi : jarak di medan x 1derajat
Jadi kemiringan
lereng E--B = 120 : 3.000 x 1 derajat
= 0,04 x 1derajat
= 0,04derajat
Macam-macam Proyeksi peta
1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
• Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
• Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
• Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
• Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.
b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection)
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
• Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
• Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
• Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
c. Proyeksi Silinder atau Tabung
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
• Dapat menggambarkan daerah yang luas.
• Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
• Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
• Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.
d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:
a) Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
b) Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
c) Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:
• Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
• Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
• Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
• Proyeksinya adalah konform.
• Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
d) Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
e) Proyeksi Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
f) Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran
Macam-macam Proyeksi Peta itu akan digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny pada:
1) Seluruh Dunia
• Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
• Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
• Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
• Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
• Proyeksi Lambert
• Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
• Sinusoidal
• Lambert
• Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
• Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
• Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan
1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan
a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik.
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
• Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
• Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
• Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
• Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.
b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection)
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
• Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
• Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
• Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
c. Proyeksi Silinder atau Tabung
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
• Dapat menggambarkan daerah yang luas.
• Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
• Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
• Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.
d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:
a) Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
b) Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
c) Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:
• Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
• Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
• Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
• Proyeksinya adalah konform.
• Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
d) Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
e) Proyeksi Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
f) Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran
Macam-macam Proyeksi Peta itu akan digunakan sesuai dengan kebutuhan keadaan dan proyeksi yang paling tepat digunakan,Misalny pada:
1) Seluruh Dunia
• Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
• Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
• Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
• Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
• Proyeksi Lambert
• Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
• Sinusoidal
• Lambert
• Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
• Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
• Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar